Anak Durhaka Pada Orang Tua Atau Orang Tua Durhaka Pada Anak

Tentu tidak ada orang yang berharap memiliki anak durhaka. Setiap insan pasti menginginkan keturunannya menjadi anak salih dan salihah yang berbakti kepada orang tuanya. Namun amat disayangkan, banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cita-cita mulia tersebut mutlak membutuhkan pengorbanan besar dan perjuangan panjang. Bukan dengan ‘mantra sim salabim’!

Yang perlu diperhatikan bukanlah sekedar kebutuhan duniawi anak. Seperti makanan, pakaian, uang saku, hp, kendaraan dan yang semisal. Namun yang jauh lebih urgen dari itu semua adalah pengajaran dan pendidikan mereka. Berkenaan dengan pendidikan, tugas orang tua tidaklah sekedar memasukkan anaknya ke sekolah. Tetapi ia juga berkewajiban untuk ikut mengarahkan dan memantau perkembangan mereka.

Read more

Terjebak Macet di Akhirat

trafficjam_1381716c

Terjebak macet, siapa yang mau? Jenuh, gerah, bosan, pengap dan bising, itu sebagian alasannya. Terlebih bila berada di dalam sebuah kendaraan yang tidak layak pakai dan dalam waktu yang lama pula. Pendek kata, “macet” telah menjadi suatu momok yang menakutkan. Segala cara dilakukan, baik oleh pribadi maupun institusi, untuk menghindari atau mengurai kemacetan. Mencari jalur alternatif, menentukan waktu yang tepat untuk bepergian, memilih kendaraan yang nyaman dan full fasilitas guna membunuh kejenuhan bilamana harus terjebak kemacetan, dan sekian banyak usaha lainnya.

Tapi pernahkah kita berpikir, bahwa kemacetan itu bukan hanya terjadi di dunia? Ada kemacetan lain yang jauh lebih mengerikan, yakni di akhirat. Lalu apa pula yang sudah kita persiapkan agar tidak terjebak di dalam kemacetan tersebut?

Read more

Gotong Royong Berumah Tangga

Antara naik bus dan berumah tangga

Penulis yakin bahwa para pembaca sekalian pernah menaiki bus. Dan tentu masing-masing memiliki pengalaman yang berbeda. Mungkin ada yang pernah menaiki bus yang dikemudikan oleh supir yang ugal-ugalan, targetnya hanya mengejar setoran, tanpa memperhatikan keselamatan. Tentu saat itu Anda dipaksa untuk sport jantung, sembari tidak lupa untuk membasahi lisan dengan kalimat tahlil, sebagai bentuk persiapan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Namun sebagai penumpang yang baik, tidak cukup hanya itu saja yang dilakukan. Anda perlu menegur sang sopir, supaya Anda-dan juga dia-tidak menjadi korban kecelakaan.

Selain itu tentu ada juga pengalaman indah, saat Anda disopiri oleh pengemudi yang santun dan mahir. Rasanya nikmat sekali perjalanan, hingga penumpang satu bus, termasuk Anda, terkantuk-kantuk. Akibatnya sopirnya pun tertular hawa kantuk. Dalam kondisi nyaman seperti ini pun, jika Anda tidak berperan aktif mengingatkan pak sopir, bisa jadi kenikmatan berkendaraan akan berbalik menjadi malapetaka yang mengerikan.

Begitulah ilustrasi tentang pentingnya kerjasama yang apik antara berbagai pihak yang berkepentingan, untuk meraih sebuah tujuan.

Read more

Surat Terbuka Untuk Para Istri (Bagian 14): HIKMAH DI BALIK MASALAH

“HIKMAH DI BALIK MASALAH”[1]

Para istri yang mulia…

Sesungguhnya Allah ta’ala tidaklah menghendaki kesempurnaan dalam hidup ini. Sehingga wajar jika tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan. Dunia adalah negeri yang penuh dengan ujian dan kesulitan. Semua orang tentu menghendaki kesuksesan dan kebahagiaan hidup rumah tangga. Tetapi kenyataannya tidak semua dari kita berhasil meraihnya. Kadang, seorang istri harus menerima kenyataan bahwa ia telah menikah dengan seorang pria yang jauh dari harapan. Sangat berbeda dengan sosok suami yang dulu ia harapkan. Ataupun sebaliknya.

Sebagian dari kita harus menerima kenyataan pahit berupa berbagai macam problematika yang merobek-robek kebahagiaan rumah tangganya.

Read more

Surat Terbuka Untuk Para Istri (Bagian 13): KETIKA PRAHARA MENGHANTAM BAHTERA RUMAH TANGGA

“KETIKA PRAHARA MENGHANTAM BAHTERA RUMAH TANGGA”[1]

Saudariku, para istri yang mulia…

Andaikan ada di dunia ini rumah tangga yang tak pernah mengalami masalah, tentu yang paling patut untuk itu adalah rumah tangga Nabi shallallahu’alaihiwasallam. Sebab beliau adalah insan yang paling sempurna, paling bertakwa dan paling mulia akhlaknya. Namun ternyata, rumah tangga beliau pun tidak mutlak bersih dari problematika.

Bahtera rumah tangga ibarat sebuah perahu yang berlayar mengarungi lautan. Kadang perahu itu berjalan pelan dan tenang, angin bertiup sepoi-sepoi. Cuaca yang cerah pun menambah indahnya panorama alam. Maka ketika itu para penumpang perahu benar-benar merasakan kenikmatan dan kenyamanan. Namun, bisa jadi tiba-tiba ombak tinggi menghadang, badai dan topan menghantam. Ditambah lagi hujan turun disertai kilat dan guntur. Maka kapal yang semula tenang pun berguncang hebat. Hampir saja berubah haluan, atau bahkan karam di tengah lautan.

Read more

Surat Terbuka Untuk Para Istri (Bagian 12): KIAT-KIAT MENYAMPAIKAN TEGURAN

Amar ma’ruf nahi munkar adalah salah satu perkara yang harus dihidupkan dalam rumah tangga. Apabila suami menemukan penyimpangan dalam diri istrinya, ia berkewajiban untuk meluruskan dan memperingatkannya. Demikian pula ketika istri mendapati hal serupa pada diri suaminya.

Akan tetapi perlu diingatkan di sini, bahwa ketika istri menyampaikan nasehat dan teguran kepada suaminya, tentu caranya berbeda dengan pengajaran seorang guru kepada muridnya atau seorang ustadz kepada jamaah pengajiannya.

Para istri yang mulia…

Dalam hal ini, seorang istri harus cerdik dalam mengambil langkah. Karena yang Engkau kehendaki dari teguran itu, tentu adalah kebaikan pada diri suamimu. Yang pada hakekatnya itu juga merupakan kebaikan bagi dirimu. Maka Engkau harus mengerahkan segenap kemampuanmu agar nasehat dan teguranmu itu mendatangkan perbaikan. Bukan mengundang keburukan yang lebih besar.

Read more

Simbiosis Mutualisme Kebaikan

Di antara pelajaran SD yang masih sering kita ingat adalah istilah dalam pelajaran biologi; simbiosis mutualisme. Suatu istilah yang menggambarkan adanya hubungan saling menguntungkan antara dua makhluk. Misalnya ‘persahabatan’ antara lebah dengan bunga. Di mana si lebah mendapatkan madu dari bunga. Ketika menghisap madu tersebut, serbuk bunga melekat pada lebah. Jika lebah tersebut berpindah bunga, serbuk bunga yang telah melekat pada lebah akan melekat pada bunga yang lain. Terjadilah penyerbukan oleh lebah.

Read more

Hutang-Piutang: Lahan Basah Bisnis?

Prolog

Suatu saat ketika mengisi pengajian, penulis menyinggung tentang betapa tercelanya perilaku para ‘lintah darat’. Ternyata kemudian dalam sesi tanya jawab, salah satu jama’ah bertanya, “Ustadz, para rentenir itu ketika dinasehati, justru berargumen, wong tujuan kami adalah baik; membantu orang-orang yang sedang terjepit koq. Masa ndak boleh?!”.

Kata saya, “Nulung (membantu) atau menthung (memukul)? Berniat murni membantu orang yang kesusahan, atau justru memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan? Kalau benar-benar bertujuan untuk membantu, mengapa musti disyaratkan dari awal bahwa kelak manakala mengembalikan harus pakai bunga?”.

Read more

Surat Terbuka Untuk Para Istri (Bagian 11): Senantiasa Menjaga Hak-hak Suami

1. Senantiasa menjaga hak-hak suami

Istri idaman menyadari besarnya hak suami atas dirinya, dan ia bersungguh-sungguh untuk menunaikannya dengan sebaik-baiknya. Dalam hadits digambarkan hak suami:

لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ النِّسَاءَ أَنْ يَسْجُدْنَ لِأَزْوَاجِهِنَّ لِمَا جَعَلَ اللَّهُ لَهُمْ عَلَيْهِنَّ مِنْ الْحَقِّ

“Andaikan aku diperkenankan untuk memerintahkan seseorang bersujud kepada orang lain, niscaya aku akan memerintahkan para wanita untuk sujud kepada suami mereka. Dikarenakan hak para suami yang telah Allah tetapkan atas para istri mereka”. HR. Abu Dawud dari Qais bin Sa’ad, dan dinyatakan sahih oleh al-Albany.

Berikut hak-hak yang perlu diperhatikan:

– Tidak boleh menolak apabila suami mengajak untuk berhubungan intim, baik dengan kata-kata maupun dengan tindak-tanduk.

– Wajib mentaati suami, mendahulukan perintahnya atas perintah orang lain, selama perintah tersebut bukan berupa maksiat kepada Allah.

– Menjaga kehormatan diri, apalagi manakala suami sedang tidak ada di rumah.

Janganlah berpuasa sunnah, kecuali dengan seizinnya. Hal itu demi menjaga hak suami, berupa hubungan intim.

لَا يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ وَلَا تَأْذَنَ فِي بَيْتِهِ إِلَّا بِإِذْنِهِ

“Tidak halal bagi seorang istri untuk berpuasa dalam keadaan suaminya ada, melainkan dengan izin darinya. Dan janganlah ia mengizinkan seorangpun masuk ke dalam rumahnya kecuali dengan izin darinya”. HR. Bukhari dari Abu Hurairah.

Read more