Tafsir Surat An-nas ayat 2

“مَلِكِ النَّاسِ”

Artinya: “Raja para manusia”

Makna ayat:

Allah merupakan raja yang memiliki kekuasaan tertinggi atas manusia dan pengaturan yang sempurna.[1]

Walaupun di antara manusia ada raja-raja lain, hanya saja raja yang tertinggi adalah Allah tabaraka wa ta’ala.[2]

Kandungan penamaan Allah dengan “al-Malik” (Raja)

Penamaan Allah sebagai al-Malik menunjukkan tiga hal:[3]

Hal pertama: Kepemilikan Allah akan sifat-sifat agung raja. Berupa kesempurnaan kekuatan, kemuliaan, kemampuan, pengetahuan yang mencakup segala sesuatu, kebijaksanaan terbaik dan keinginan yang selalu terealisasikan. Allah juga memiliki kesempurnaan dalam pengaturan, kasih sayang, kekuasaan yang meliputi langit dan bumi, dunia dan akhirat.

Allah ta’ala berfirman,

“وَلِلّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ”.

Artinya: “Hanya milik Allah-lah kerajaan langit serta bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. QS. Ali Imran: 189.

“لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ”.

Artinya: “Milik siapakah kekuasaan pada hari ini?”. Milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan”. QS. Ghafir / al-Mukmin: 16.

Read more

Tafsir Surat An-nas ayat 1

Kandungan global surat an-Nas

Suratini mengandung permohonan perlindungan kepada Rabb para manusia, Penguasa dan Sesembahan mereka, dari kejahatan setan yang merupakan sumber segala kejahatan. Di antara bentuk kejahatannya: ia mengganggu hati manusia, keburukan ia hiasi sehingga menjadi nampak indah, sehingga manusia bersemangat untuk melakukannya. Sebaliknya ia menjadikan manusia malas untuk melakukan kebaikan dan menggambarkannya tidak sesuai dengan bentuk aslinya.

Dalam melakukan misinya tersebut setan terkadang maju dan mundur, manakala hamba lupa akan Rabbnya maka setan akan maju, namun tatkala insan memohon perlindungan pada-Nya maka setan akan mundur.

Gangguan sebagaimana muncul dari setan dari kalangan jin, juga muncul dari setan dari kalangan manusia.[1]

Read more

Tafsir Surat An-nas (Muqoddimah)

Alhamdulillâhi wahdah wash shalâtu was salâmu ‘alâ rasûlillâh…

PENDAHULUAN

  • · Nama-nama Surat an-Nas

1. Surat “Qul a’ûdzubirabbin nâs”

Dalilnya akan dipaparkan kemudian.

2. Dia dan surat al-Falaq dinamakan al-Mu’awwidzatân

‘Uqbah bin ‘Amir bercerita bahwa Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam berkata padanya,

اقْرَأْ بِالْمُعَوِّذَتَيْنِ فَإِنَّكَ لَنْ تَقْرَأَ بِمِثْلِهِمَا

“Bacalah al-Mu’awwidzatân (surat al-Falaq dan an-Nas)! Sesungguhnya engkau tidak akan membaca (surat) yang semisal dengannya”. HR. Ahmad dan dinyatakan sahih oleh al-Albany.

Read more

Tafsir Surat Al-Fatihah (07): Ayat Keempat

tafsir alquran surat alfatihah

Ayat Keempat:

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ

Artinya: “Penguasa (pemilik) hari pembalasan”

 

“مَالِكِ”

Qirâ’ah (cara membaca) kata ini ada beberapa macam, di antaranya: mâlik serta malik. Keduanya sama-sama sahih dan mutawâtir[1], juga diriwayatkan dari Nabi shallallahu’alaihiwasallam[2]. Sehingga tidak masalah jika sesekali kita membaca dengan bacaan pertama dan di lain kesempatan dengan bacaan kedua[3].

Read more

Tafsir Surat Al-Fatihah (06): Ayat Ketiga

Tafsir Alquran Surat Alfatihah

“الرَّحْمـنِ الرَّحِيمِ”

Artinya: “Yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang”.

Ayat Ketiga:

Tafsir kalimat mulia ini telah dipaparkan di pembahasan tafsir basmalah, sehingga tidak perlu untuk diulang kembali. Hanya saja penulis merasa perlu untuk membawakan suatu faidah indah berkenaan dengan pengulangan kalimat ini di ayat ketiga padahal telah disebutkan sebelumnya dalam ayat pertama.

Read more

Tafsir Surat Al-Fatihah (05): Ayat Kedua (Bag. 3)

Pada momen apa sajakah kita diperintahkan untuk memuji Allah (mengucapkan hamdalah)? [Penulis menukil dan meringkas pembahasan ini dari buku Fiqh al-Ad’iyyah wa al-Adzkâr (I/237-242)]

Seperti biasanya, setelah kita berusaha memadukan pembahasan yang bersifat teoritis dengan pembahasan yang bersifat aplikatif, yakni bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebenarnya, seorang hamba tertuntut untuk senantiasa memuji Allah kapanpun juga; sebab ia selalu berada dalam nikmat Allah di seluruh waktunya, baik nikmat duniawi, maupun nikmat agama. Ditambah lagi, Rabb kita; Allah subhanahu wa ta’ala adalah dzat yang memiliki nama-nama indah dan sifat-sifat mulia, sehingga Dia berhak untuk mendapatkan pujian di setiap waktu.

Hanya saja, ada beberapa momen yang mendapatkan penekanan khusus, agar seorang hamba memuji Allah saat itu. Di antara momen tersebut:

Read more

Tafsir Surat Al-Fatihah (05): Ayat Kedua (Bag. 2)

“رَبِّ الْعَالَمِينَ”

· Makna Rabbul ‘alamin

Rabb adalah dzat yang terkumpul pada dirinya tiga sifat sekaligus; pencipta (al-khâliq), pemilik/penguasa (al-mâlik) dan pengatur (al-mudabbir) [Lihat: Tafsîr ath-Thabary (I/142-143) dan Tafsîr Juz ‘Amma (hal. 14)].

Tidak setiap pencipta sesuatu pasti akan memilikinya. Contohnya: para tukang batu dan tukang kayu yang membangun rumah di suatu real estate, mereka yang menciptakan dan membangun rumah tersebut, namun demikian mereka bukanlah pemiliknya.

Read more

Tafsir Surat Al-Fatihah (05): Ayat Kedua (Bag. 1)

TAFSIR SURAT AL-FATIHAH
Ayat Pertama:

“بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ”
Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha pengasih lagi Maha penyayang.”

Tafsir ayat ini sudah dipaparkan ketika kita membahas tentang basmalah, silahkan bisa dirujuk di Silsilah Materi Kajian Tafsir No: 5 (Pembahasan ini menyusul insya Allah -admin).

Ayat Kedua:

“الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ”
Artinya: “Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.”

___________________________________

Read more

Tafsir Surat Al-Fatihah (04): Kandungan Al-Fatihah

Kandungan umum surat al-Fatihah

Ketika membahas nama-nama surat al-Fatihah, telah disampaikan secara singkat bahwa surat al-Fatihah mengandung seluruh ilmu al-Quran. Pada poin pembahasan kali ini, kita akan mengupas lebih jauh kandungan dasar surat al-Fatihah, yang biasa diistilahkan para ulama dengan maqâshid as-sûrah. Dengan memahami kandungan global suatu surat dalam al-Qur’an, seorang hamba akan sangat terbantu dalam menghayati makna rinci ayat-ayat surat tersebut.

Read more

Tafsir Surat Al-Fatihah (03): Tempat Diturunkannya

  • Surat al-Fatihah; Makkiyyah atau Madaniyyah?

Telah terjadi silang pendapat antara para ulama dalam masalah ini. Hanya saja kebanyakan ulama mengatakan bahwa surat al-Fatihah diturunkan di Mekah atau yang diistilahkan dengan makkiyyah [Lihat: Tafsîr al-Baghawi (I/49) dan Fath al-Bâri (VIII/199)]. Dan inilah insyaAllah pendapat yang terkuat.

Read more