Silsilah Fiqih Pendidikan Anak No 10: KARAKTER PENDIDIK SUKSES bag-1

Kesempurnaan sifat pendidik memang hanya dimiliki oleh para rasul ‘alaihimussalam. Namun kita sebagai orang tua, tetap tertuntut dengan segenap kemampuan, untuk memiliki sifat-sifat tersebut. Sebab kita telah dijadikan anak sebagai fokus teladan dan contoh nyata yang mereka saksikan dalam keseharian.

Read more

Silsilah Fiqih Pendidikan Anak No 9: JANGAN BIARKAN SETAN MENJAMAH ANAKMU!

Ingatlah wahai para orang tua, bahwa setan tidak akan pernah duduk manis, membiarkan anak kita tumbuh menjadi generasi yang salih dan salihah. Dia tidak akan pernah merasa puas, hingga berhasil menjadikan anak-anak kita menjadi kaki tangan mereka. Na’udzubillah min dzalik.

Karena liciknya tipu daya mereka, juga tabiat dasar manusia yang lemah, kita perlu memohon bantuan kepada Allah agar Dia berkenan melindungi kita dan anak-anak kita.

Read more

Proporsional Itu Indah

PROPORSIONAL ITU INDAH!

Studi ringkas tentang keseimbangan ajaran Islam tentang kuburan

Oleh: Abdullah Zaen, Lc., MA

Ilustrasi

Pernahkah istri Anda membuat masakan yang keasinan? Bagaimana rasanya? Tentu saja tidak enak! Di lain kesempatan, barangkali istri Anda juga pernah lupa tidak membubuhkan garam di masakannya. Bagaimana rasanya? Jelas saja hambar, dan makan menjadi kurang nikmat. Begitulah sesuatu yang tidak pas dan proporsional, akan tidak enak dirasa, juga tidak indah dipandang.

‘Kaidah’ tersebut bukan hanya berlaku dalam urusan duniawi belaka. Dalam hal-hal yang bersifat ukhrawi (baca: ibadah) pun ‘kaidah’ ini juga berlaku. Hanya saja dalam hal-hal yang berbau agama, barometernya jauh lebih jelas dan akurat. Berbeda dengan urusan duniawi, yang subjektifitas penilai seringkali lebih berperan. Contoh mudahnya, masakan yang menurut saya tingkat keasinannya sudah pas, belum tentu menurut Anda juga demikian. Relatif!

Read more

Surat Terbuka Untuk Para Istri (Bagian 14): HIKMAH DI BALIK MASALAH

“HIKMAH DI BALIK MASALAH”[1]

Para istri yang mulia…

Sesungguhnya Allah ta’ala tidaklah menghendaki kesempurnaan dalam hidup ini. Sehingga wajar jika tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan. Dunia adalah negeri yang penuh dengan ujian dan kesulitan. Semua orang tentu menghendaki kesuksesan dan kebahagiaan hidup rumah tangga. Tetapi kenyataannya tidak semua dari kita berhasil meraihnya. Kadang, seorang istri harus menerima kenyataan bahwa ia telah menikah dengan seorang pria yang jauh dari harapan. Sangat berbeda dengan sosok suami yang dulu ia harapkan. Ataupun sebaliknya.

Sebagian dari kita harus menerima kenyataan pahit berupa berbagai macam problematika yang merobek-robek kebahagiaan rumah tangganya.

Read more

Surat Terbuka Untuk Para Istri (Bagian 13): KETIKA PRAHARA MENGHANTAM BAHTERA RUMAH TANGGA

“KETIKA PRAHARA MENGHANTAM BAHTERA RUMAH TANGGA”[1]

Saudariku, para istri yang mulia…

Andaikan ada di dunia ini rumah tangga yang tak pernah mengalami masalah, tentu yang paling patut untuk itu adalah rumah tangga Nabi shallallahu’alaihiwasallam. Sebab beliau adalah insan yang paling sempurna, paling bertakwa dan paling mulia akhlaknya. Namun ternyata, rumah tangga beliau pun tidak mutlak bersih dari problematika.

Bahtera rumah tangga ibarat sebuah perahu yang berlayar mengarungi lautan. Kadang perahu itu berjalan pelan dan tenang, angin bertiup sepoi-sepoi. Cuaca yang cerah pun menambah indahnya panorama alam. Maka ketika itu para penumpang perahu benar-benar merasakan kenikmatan dan kenyamanan. Namun, bisa jadi tiba-tiba ombak tinggi menghadang, badai dan topan menghantam. Ditambah lagi hujan turun disertai kilat dan guntur. Maka kapal yang semula tenang pun berguncang hebat. Hampir saja berubah haluan, atau bahkan karam di tengah lautan.

Read more

Obat Kuat

Semoga para pembaca tidak berpikir yang ndak-ndak saat membaca judul di atas. Penulis bukan sedang akan berjualan ‘obat’. Penulis hanya akan menjelaskan bahwa kesehatan dan kekuatan fisik, juga kesemangatan hidup, itu bukan hanya dengan usaha fisik belaka. Semisal, mengkonsumsi makanan bergizi, meminum jamu-jamuan dan berolahraga. Namun ada faktor lain yang sangat penting, tapi malah justru kerap dilupakan. Apakah itu?

Read more

Silsilah Fiqih Pendidikan Anak No 8: MENDIDIK ANAK DALAM KANDUNGAN

Mendidik anak dari dini bukanlah dimulai sejak dia baru lahir. Namun semenjak ia masih berada dalam kandungan. Bahkan sejak pertama kali memilih pasangan hidup pun, itu juga akan menentukan keberhasilan kita dalam mendidik anak.

Di saat janin dalam rahim berumur 120 hari, sejatinya ia telah bernyawa. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menjelaskan,

إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِى بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكُونُ فِى ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ فِى ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ“.

Read more

Surat Terbuka Untuk Para Istri (Bagian 12): KIAT-KIAT MENYAMPAIKAN TEGURAN

Amar ma’ruf nahi munkar adalah salah satu perkara yang harus dihidupkan dalam rumah tangga. Apabila suami menemukan penyimpangan dalam diri istrinya, ia berkewajiban untuk meluruskan dan memperingatkannya. Demikian pula ketika istri mendapati hal serupa pada diri suaminya.

Akan tetapi perlu diingatkan di sini, bahwa ketika istri menyampaikan nasehat dan teguran kepada suaminya, tentu caranya berbeda dengan pengajaran seorang guru kepada muridnya atau seorang ustadz kepada jamaah pengajiannya.

Para istri yang mulia…

Dalam hal ini, seorang istri harus cerdik dalam mengambil langkah. Karena yang Engkau kehendaki dari teguran itu, tentu adalah kebaikan pada diri suamimu. Yang pada hakekatnya itu juga merupakan kebaikan bagi dirimu. Maka Engkau harus mengerahkan segenap kemampuanmu agar nasehat dan teguranmu itu mendatangkan perbaikan. Bukan mengundang keburukan yang lebih besar.

Read more

Hutang-Piutang: Lahan Basah Bisnis?

Prolog

Suatu saat ketika mengisi pengajian, penulis menyinggung tentang betapa tercelanya perilaku para ‘lintah darat’. Ternyata kemudian dalam sesi tanya jawab, salah satu jama’ah bertanya, “Ustadz, para rentenir itu ketika dinasehati, justru berargumen, wong tujuan kami adalah baik; membantu orang-orang yang sedang terjepit koq. Masa ndak boleh?!”.

Kata saya, “Nulung (membantu) atau menthung (memukul)? Berniat murni membantu orang yang kesusahan, atau justru memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan? Kalau benar-benar bertujuan untuk membantu, mengapa musti disyaratkan dari awal bahwa kelak manakala mengembalikan harus pakai bunga?”.

Read more