Silsilah Fiqih Pendidikan Anak No 23: ANAK DAN RUKUN IMAN bagian 5

Setelah menjelaskan keimanan kepada kitab-kitab Allah, maka berikutnya adalah rukun iman keempat yaitu:

4. Beriman kepada Para Rasul Allah

Dalam mengarungi kehidupan di dunia yang fana ini, setiap insan membutuhkan pembimbing agar tidak tersesat dan salah jalan.

Rasul merupakan lelaki yang diutus Allah ke muka bumi, untuk mengajarkan kepada umat manusia hal-hal yang mendatangkan keselamatan mereka di dunia dan akhirat. Mereka adalah para manusia pilihan yang memiliki berbagai kesempurnaan sifat dan perilaku. Jujur, amanah, cerdas, fasih, sabar, patuh, suci dari kesalahan dan masih banyak lagi kesempurnaan yang mereka miliki. Berbagai kesempurnaan tersebut, seharusnya menjadi salah satu alasan terkuat bagi kita untuk memilih mereka sebagai idola dan panutan.

Read more

Serakus Serigala

Anda pernah melihat progam wild life? Dalam acara tersebut kita bisa melihat bagaimana serigala memangsa buruannya, mencengkram, menerkam, menggigit, merobek, mengunyah dan kemudian menelannya. Saling tarik antara satu serigala dengan serigala lainnya menjadi hal yang biasa. Sebab masing-masing ingin mendapatkan makanan yang paling banyak.

Itulah sedikit gambaran tentang kerakusan serigala, yang mungkin akan dianggap wajar karena ia tidak memiliki hati dan otak. Namun bagaimana halnya bila kerakusan itu muncul dari makhluk yang berhati dan berotak? Bahkan ia lebih rakus dari serigala! Siapakah dia? Tidak lain dan tidak bukan adalah manusia!

Mari kita simak penuturan Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam, dalam hadits Ka’ab bin Mâlik radhiyallahu’anhu berikut,

“مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلاَ فِي غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ”.

“Kerusakan yang diakibatkan dari dua serigala lapar yang memangsa domba, tidak lebih parah dibanding kerusakan agama seseorang yang ditimbulkan dari kerakusannya terhadap harta dan kedudukan”. HR. Tirmidzy dan dinyatakan hasan sahih oleh beliau.

Read more

Silsilah Fiqih Doa dan Dzikir No 47: Keistimewaan Kalimat Tahmid Bagian 2

Pada pertemuan yang telah lalu, sudah dijelaskan beberapa keistimewaan kalimat tahmid yang termaktub di dalam al-Qur’an. Pada kesempatan kali ini dan berikutnya, akan dibahas berbagai keistimewaannya sebagaimana tercantum di dalam hadits-hadits Nabi shallallahu ’alaihiwasallam. Yang di antaranya:

1. Dengan kalimat ini kita akan dekat Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam di hari kiamat

Dalam sebuah hadits disebutkan,

“أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَلاَ فَخْرَ، وَبِيَدِي لِوَاءُ الحَمْدِ وَلاَ فَخْرَ، وَمَا مِنْ نَبِيٍّ يَوْمَئِذٍ آدَمَ فَمَنْ سِوَاهُ إِلاَّ تَحْتَ لِوَائِي”.

“Aku adalah pemimpin anak Adam pada hari kiamat. Aku katakan ini bukan untuk menyombongkan diri. Di tanganku bendera pujian. Aku katakan ini bukan untuk menyombongkan diri. Pada hari itu seluruh nabi termasuk Adam akan berada di bawah benderaku”. HR. Tirmidzy dari Abu Sa’id radhiyallahu’anhu. Hadits ini dinilai sahih oleh Ibn Hibban dan al-Albany.

Read more

Silsilah Fiqih Pendidikan Anak No 22: ANAK DAN RUKUN IMAN bagian 4

Setelah menjelaskan keimanan kepada malaikat, maka berikutnya adalah rukun iman ketiga yaitu: 3. Beriman kepada Kitab-kitab Allah Semua orang hidup di dunia yang fana ini tentu mendambakan kebahagiaan. Namun tidak setiap manusia bisa meraihnya. Perlu dijelaskan kepada putra-putri kita, bahwa kebahagiaan itu hanya akan dicapai manakala hamba mengikuti aturan Sang Penciptanya. Aturan hidup tersebut telah … Read more

Silsilah Fiqih Doa dan Dzikir No 46 – Keistimewaan Kalimat Tahmid Bagian 1

Telah berlalu pembahasan tentang keistimewaan kalimat tahlil dan tasbih, beserta penjelasan tentang maknanya. Pada kesempatan kali ini kita akan berpindah menuju salah satu dari empat kalimat istimewa lainnya, yakni kalimat tahmid. Kalimat yang berisikan pujian kepada Allah ta’ala. Seperti biasanya, pembahasan tentang suatu kalimat mulia akan diawali dengan pemaparan berbagai keistimewaan yang dimiliki kalimat tersebut. … Read more

Silsilah Fiqih Pendidikan Anak No 21: Anak dan Rukun Iman Bagian 3

Setelah menjelaskan keimanan kepada Allah, maka berikutnya adalah rukun iman kedua yaitu:

2. Beriman kepada Para Malaikat

Pertama kita perlu mengatakan kepada putra putri kita bahwa mempercayai keberadaan malaikat adalah wajib, walaupun fisik mereka tidak terlihat. Hal ini termasuk bentuk kepatuhan kepada Allah ta’ala.

Lalu kita jelaskan beberapa ciri fisik malaikat. Di antaranya bahwa malaikat diciptakan dari cahaya. Sebagaimana dijelaskan Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam dalam sabdanya,

“خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُورٍ، وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ، وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ”.

“Malaikat diciptakan dari cahaya. Jin diciptakan dari hawa panas dan api. Sedangkan Adam diciptakan dari apa yang telah dijelaskan pada kalian (yakni dari tanah)”. HR. Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha.

Read more

Serial Fiqih Pendidikan Anak No 1: Prolog

Fiqih Pendidikan Anak

PROLOG[1]

Berbicara tentang anak, kita semua rata-rata memiliki keinginan yang sama. Manakala anak lahir, kita berharap agar anak tersebut tumbuh lucu dan sehat. Segala upaya dilakukan untuk mewujudkan itu. Walaupun harus mengorbankan waktu, biaya dan tenaga. Sebenarnya hal tersebut manusiawi dan wajar-wajar saja. Namun yang tidak wajar adalah bila menganggap bahwa sehat dan lucu saja sudah cukup.

Kita menginginkan anak kita cerdas dan mengukir segudang prestasi. Demi menggapai angan-angan tersebut, kita rela melakukan apapun walaupun terasa berat. Inipun masih dalam taraf kewajaran. Namun yang tidak benar adalah jika kita menganggap bahwa kecerdasan dan prestasi duniawi adalah segala-galanya.

Sebab seluruh hal tersebut di atas belum tentu menghasilkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Betapa sering kita mendengar orang tua yang pusing tujuh keliling, akibat tingkah polah anaknya yang selalu membuat gara-gara. Padahal dulunya semasa kecil dia begitu sehat dan amat menggemaskan. Bukan sekali atau dua kali kita menyaksikan orang tua yang semasa mudanya bekerja keras membanting tulang memeras keringat, demi masa depan anaknya. Namun, di penghujung usia, justru tidak segan-segan si anak membentak orang tuanya, seperti membentak seekor binatang yang hina. Atau mencampakkan tumbuh renta itu ke panti jompo, tanpa perasaan bersalah atau berdosa. Na’udzubillah min dzalik..

Read more

Silsilah Fiqih Doa dan Dzikir No 45: Makna Kalimat Tasbih

Dzikir akan semakin berbobot manakala orang yang mengamalkannya memahami kandungan makna dzikir tersebut dan menghayatinya. Maka setiap muslim seyogyanya mengalokasikan banyak waktunya untuk berusaha memahami makna kalimat-kalimat dzikir.

Setelah kita mempelajari berbagai keistimewaan kalimat tasbih, tiba saatnya untuk mempelajari makna kalimat mulia ini.

Kalimat tasbih bermakna: menjauhkan kekurangan-kekurangan dari dzat Allah, serta mensucikan-Nya dari sifat-sifat buruk dan yang tidak layak. Konsekwensinya, kita harus menisbatkan segala sifat kesempurnaan kepada Allah ta’ala.

Berbagai kekurangan yang harus kita jauhkan dari Allah, contohnya: mengantuk, tidur dan kematian. Karena itu di dalam Ayat Kursi disebutkan,

“اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ”.

Artinya: “Allah, tidak ada yang berhak disembah selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur”. QS. Al-Baqarah (2): 255.

Read more

Noda Membandel

Banyak di antara kita sangat memperhatikan penampilan lahiriah. Baju terkena noda sedikit, akan segera dicuci dan tidak rela membiarkannya membandel. Sebenarnya secara asal, perilaku seperti ini tidaklah mengapa. Sebab Islam menyukai penampilan yang indah dan mencintai kebersihan.

Dalam sebuah hadits sahih disebutkan,

“إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ”.

“Sesungguhnya Allah Maha indah dan mencintai keindahan”. HR. Muslim dari Ibnu Mas’ûd radhiyallahu’anhu.

Read more

Silsilah Fiqih Pendidikan Anak No 20: ANAK DAN RUKUN IMAN bag-2

Penjelasan tentang rukun iman dimulai dari rukun yang pertama, yaitu:

1. Beriman kepada Allah ta’ala.

Agar anak dapat melakukan penghambaan dengan benar kepada Penciptanya; maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mendekatkan keberadaan Allah kepada jiwa dan pikirannya. Hal ini pada awalnya akan terkesan agak sulit karena memang sosok Allah yang tidak kasat mata mungkin tidak dapat dirasakan indra anak. Maka dari itu kita perlu melakukan pendekatan keterangan dengan cara mengenali keberadaan Allah dari makhluk ciptaan-Nya. Adanya bumi beserta isinya menunjukkan keberadaan Penciptanya. Keteraturan pergantian siang dan malam merupakan pertanda adanya Sang Pengatur. Begitu pula kesempurnaan semua sistem yang ada dalam tubuh manusia, seperti sistem pencernaan, pernafasan dan reproduksi, ini semua menunjukkan hal serupa.

Setelah meyakini tentang keberadaan Allah, maka hal berikutnya yang perlu kita transfer kepada anak adalah tiga poin penting mengenai iman kepada Allah. Yakni: (1). Rububiyah Allah. (2). Uluhiyyah-Nya. (3). Nama-nama dan sifat-Nya.

Read more