Serial Fiqih Doa dan Dzikir No 160: BACAAN DZIKIR PAGI-PETANG (Bagian-4)

Dzikir pagi dan petang amat beragam bacaannya. Antara lain:

BACAAN KEEMPAT:

Membaca Surat An-Nas sebanyak tiga kali setiap pagi dan tiga kali setiap petang.

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6) “.

Artinya: “Katakanlah, “Aku berlindung kepada Rabbnya manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan) jin dan manusia ”. QS. An-Nas (114): 1-6.

Dalil Landasan

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

“قُلْ: “قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ” وَ”الْمُعَوِّذَتَيْنِ” حِينَ تُمْسِي وَحِينَ تُصْبِحُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ”

“Ucapkanlah “Qul huwallahu ahad”, al-Falaq dan an-Nas di sore dan pagi hari tiga kali. Niscaya itu akan melindungimu dari segala sesuatu. HR. Tirmidziy dan beliau mengatakan, “hasan sahih gharib”.

Maksudnya melindungi dari segala bentuk marabahaya dan musibah.

Renungan Kandungan

Surat mulia ini mengandung permohonan perlindungan kepada Rabb para manusia. Penguasa dan Sembahan mereka. Dari kejahatan setan yang merupakan sumber segala kejahatan.

Di antara bentuk kejahatan setan: ia mengganggu hati manusia. Keburukan ia hiasi sampai terlihat indah. Sehingga manusia tergoda untuk melakukannya. Sebaliknya ia menjadikan manusia malas untuk melakukan kebaikan dan menggambarkannya tidak sesuai dengan bentuk aslinya.

Dalam melakukan misinya tersebut, setan memiliki siasat untuk maju dan mundur. Dia akan maju manakala kita lalai dari berdzikir, dan mundur saat kita menyerangnya dengan dzikrullah. Jika kita menginginkan agar setan senantiasa mundur, maka kita pun harus senantiasa memukulnya terus dengan dzikir.

“Dzikir merupakan cemeti untuk mencambuk setan. Sebagaimana para penjahat dibuat jera dengan sabetan cemeti, kayu atau besi. Dzikrullah akan memukul dan menyakiti setan, persis seperti cemeti menyakiti orang yang disabet dengannya.

Karena itulah setan yang menyertai mukmin, ia berbadan kurus, lemah dan ceking. Sebab selalu disiksa dengan dzikir dan ketaatan pada Allah … Kebalikannya, setan yang bersama orang fasik, ia hidup dalam kenyamanan. Akibatnya dia menjadi kuat dan sombong.

Barang siapa yang tidak pernah menyiksa setannya di dunia ini dengan dzikrullah, tauhid, istighfar dan ketaatan pada Allah, maka ia akan ‘disiksa’ oleh setannya kelak di neraka. Hanya ada dua pilihan; seorang hamba menyiksa setannya, atau ia disiksa oleh setannya”.

Gangguan terhadap kita, sebagaimana muncul dari setan golongan jin, juga muncul dari setan golongan manusia. Kedua jenis setan tersebut berkolaborasi dan saling bantu membantu dalam merealisasikan kejahatan mereka. Allah ta’ala menjelaskan,

“Begitulah ketetapan Kami. Setiap nabi, Kami hadapkan dengan musuh-musuh dari golongan manusia dan jin. Mereka saling membisikkan satu sama lainnya perkataan manis yang penuh tipuan”. QS. Al-An’am (6): 112.

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 16 Muharram 1441 / 16 September 2019

Leave a Comment