Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 197 – Doa Ketika Bangun Tidur #1

Selain doa sebelum tidur, agama Islam juga mengajarkan doa saat bangun dari tidur. Untuk mendidik kita selalu mengingat Allah, mulai dari bangun di pagi hari hingga tidur kembali di malam nanti. Di antara doa yang diajarkan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam saat bangun tidur adalah:

BACAAN PERTAMA:

Membaca doa berikut ini sekali:

«الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ»

“Alhamdulillâhilladzî ahyânâ ba’da mâ amâtanâ wa ilaihinnusyûr”.

Dalil Landasan

Hudzaifah bin al-Yaman radhiyallahu ’anhu menuturkan,

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ … إِذَا اسْتَيْقَظَ مِنْ مَنَامِهِ قَالَ: «الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ»

“Biasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam … apabila bangun tidur, beliau membaca: “Alhamdulillâhil ladzî ahyânâ ba’da mâ amâtanâ wa ilaihinnusyûr” (Segala puji untuk Allah yang telah menghidupkan kita setelah mematikan kita. Dan hanya kepada-Nya lah kita dibangkitkan)”. HR. Bukhari (no. 6324).

Renungan Kandungan

Doa ini sangat familiar di telinga kita. Bahkan kebanyakan kita sejak kecil telah menghapalnya. Namun amat disayangkan, tidak sedikit di antara kita yang belum mengetahui artinya. Apalagi merenungi kandungannya. Padahal dengan memahami, merenungi dan mengamalkan prinsip-prinsip yang terkandung di dalam doa ini, insyaAllah kita bisa menjalani kehidupan dengan lebih baik. Di antara prinsip tersebut:

Prinsip Pertama: Bersyukur

Saat bangun tidur, kita mengawali pagi dengan mengucapkan Alhamdulillâh. Sebagai pujian dan ungkapan rasa syukur kepada Allah yang telah mengaruniakan nikmat teramat banyak kepada kita. Salah satunya adalah nikmat bangun tidur. Betapa banyak orang yang tidur, lalu tidak bangun lagi. Saking seringnya kita bangun tidur, hingga kita tidak merasa bahwa itu adalah nikmat. Padahal salah satu penyebab terbesar ketidaktenangan hidup, adalah kurang menyadari nikmat dan minim bersyukur kepada Allah. Mengapa di sana-sini orang mengeluhkan kondisi rumah tangganya, ekonominya, kesehatannya, rumah tempat tinggalnya, dan lain sebagainya? Sebab ia kurang mensyukuri apa yang dimilikinya. Ia selalu melihat orang yang lebih tinggi dibandingkan dirinya, dan jarang melihat orang yang di bawahnya.

Prinsip Kedua: Meyakini bahwa semua sudah diatur Allah

Setelah mengucapkan hamdalah, kita menyatakan bahwa Allah lah yang menghidupkan kita, sesudah sebelumnya mati. Maksudnya: Dialah yang membangunkan kita, setelah sebelumnya kita tidur. Jadi yang menentukan siapa orang yang setelah tidur bakalan bangun, dan siapa orang yang setelah tidur tidak bangun kembali, adalah Allah. Hanya Dia yang memiliki kuasa untuk menentukan dan melakukan itu. Bahkan Dia pula yang mempunyai kendali mutlak atas segala peristiwa dan kejadian di alam semesta. Meyakini prinsip ini, akan membuat kita lebih siap berlapang dada dalam menerima takdir Allah, sekalipun tidak enak di mata kita. Tentu hal itu setelah kita berupaya maksimal dan proporsional dalam berusaha dan berikhtiar.

Prinsip Ketiga: Mengingat bahwa kita akan kembali kepada Allah

Doa di atas ditutup dengan ungkapan “hanya kepada-Nya lah kita dibangkitkan”. Agar kita selalu menyadari bahwa setelah kehidupan dunia ini, akan ada kehidupan lain di akhirat. Di sana kita mempertanggungjawabkan segala yang kita lakukan di dunia. Di sana pula kita akan mendapatkan balasan sempurna atas kebaikan atau keburukan yang telah kita kerjakan. Meyakini prinsip ini, akan membuat kita semakin berhati-hati dalam berbuat, berucap, bersikap dan berkeyakinan.

Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 22 Rajab 1444 / 13 Februari 2023

AGEN KEBAIKAN
REG:NAMA#JENIS KELAMIN#KOTA = 0812-2291-0404

Facebook
www.facebook.com/UstadzAbdullahZaen/

Telegram
https://t.me/ustadzabdullahzaen

Soundcloud
https://soundcloud.com/ustadzabdullahzaen

Instagram
https://www.instagram.com/abdullahzaenofficial/

Youtube
https://www.youtube.com/c/ustadzabdullahzaenma