Serial Fiqih Pendidikan Anak – No: 176

TIDAK MENGAJARKAN KEBURUKAN KEPADA ANAK

Banyak sekali rahmat Allah bagi umat manusia. Salah satunya adalah: anak yang belum baligh tidak terbebani kewajiban untuk menjalankan perintah agama atau meninggalkan larangan agama. Sebab saat itu akalnya belum sempurna. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

«رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثَةٍ؛ عَنِ الْمَجْنُونِ الْمَغْلُوبِ عَلَى عَقْلِهِ حَتَّى يَفِيقَ، وَعَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ، وَعَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ»

“Pena tidak mencatat perbuatan tiga jenis manusia. Orang gila yang hilang akal, selama ia belum sembuh. Orang tidur, selama ia belum bangun. Anak kecil, selama ia belum baligh”. HR. Abu Dawud dari Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhuma dan dinilai sahih oleh Ibn Khuzaimah, Ibn Hibban, al-Hakim serta al-Albaniy.

Namun walaupun perbuatannya belum tertulis di buku catatan amal, bukan berarti anak kecil boleh diajari keburukan. Sebab orang yang mengajarinya itu akan terkena imbas dosa. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

«وَمَنْ سَقَاهُ صَغِيرًا لَا يَعْرِفُ حَلَالَهُ مِنْ حَرَامِهِ، كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يَسْقِيَهُ مِنْ طِينَةِ الْخَبَالِ»

“Barang siapa memberikan minuman keras kepada anak kecil yang belum mengetahui halal-haram, maka kelak ia akan diberi minum nanah penghuni neraka”. HR. Abu Dawud dari Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhuma dan dinilai sahih oleh Ibn al-Qatthan serta al-Albaniy.

Jangan Mencontohkan Keburukan

Itulah bahaya mengajarkan secara langsung keburukan pada anak. Selain itu masih ada perilaku yang tidak kalah berbahayanya, yaitu mencontohkan keburukan. Yakni manakala para orang tua melakukan berbagai perbuatan buruk, lalu dicontoh oleh putra-putrinya.

Misalnya dalam hal akidah: sebagian orang tua masih percaya jimat dan ramalan, suka pergi ke dukun, sering ngalap berkah dari kuburan, dan yang semisal ini. Lalu ditiru oleh anaknya.

Dalam hal ibadah: sebagian orang tua sering telat menunaikan shalat lima waktu, bahkan kerap meninggalkan shalat. Di bulan Ramadhan terang-terangan tidak berpuasa, padahal ia mampu untuk menjalankannya. Sehingga anaknya pun mencontoh perilaku buruk itu.

Dalam hal akhlak: sebagian orang tua masih terbiasa ngomong kotor, sering menggunjing orang lain, memutus silaturahim, gemar merokok, suka menghabiskan waktu nonton sinetron dan kecanduan gadget. Akibatnya anak ikut-ikutan melakukan hal-hal negatif tadi.

Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengingatkan,

«مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ»

“Barang siapa dalam Islam mencontohkan kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala setiap orang yang mengamalkannya, tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka. Dan barang siapa dalam Islam mencontohkan keburukan, maka ia akan mendapatkan dosanya dan dosa setiap orang yang melakukannya, tanpa mengurangi sedikitpun dosa mereka”. HR. Muslim dari Jarir radhiyallahu ‘anhu.

Jadi, walaupun anak belum baligh, orang tua tetap bertanggungjawab untuk membiasakan kebaikan pada mereka, serta mencegah mereka dari perbuatan buruk. Namun tentunya pembiasaan itu dilakukan dengan cara yang baik, penjelasan yang mudah dicerna dan memuaskan. Bukan dengan kekasaran, apalagi caci maki. Karena penggunaan cara buruk bisa berakibat fatal. Gara-gara itu, mungkin anak malah menjadi antipati terhadap kebaikan. Na’udzubillah min dzalik…

Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 18 Ramadhan 1444 / 10 April 2023

AGEN KEBAIKAN
REG:NAMA#JENIS KELAMIN#KOTA = 0812-2291-0404

Facebook
www.facebook.com/UstadzAbdullahZaen/

Telegram
https://t.me/ustadzabdullahzaen

Soundcloud
https://soundcloud.com/ustadzabdullahzaen

Instagram
https://www.instagram.com/abdullahzaenofficial/

Youtube
www.youtube.com/c/ustadzabdullahzaenma