Sudah Ditanggung Allah

Oleh: Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA

 

Salah satu masalah yang paling memusingkan banyak orang, pribadi maupun negara, adalah masalah rezeki. Pengangguran meruyak di mana-mana. Tidak sedikit orang yang stress, bahkan bunuh diri, gara-gara himpitan ekonomi.

Padahal sebenarnya kita tidak perlu mengalami kondisi buruk kejiwaan seperti itu. Apalagi bila kita mengenal Allah ta’ala dengan baik.

Ketahuilah bahwa rezeki seluruh makhluk tanpa terkecuali sudah ditanggung Allah ta’ala. Di dalam al-Qur’an telah dijelaskan,

[arabic-font]”وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا”[/arabic-font]

Artinya: “Tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi ini; melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya”. QS. Hud (11): 6.

Statemen di atas adalah janji dari Allah ta’ala. Dan sebagaimana telah maklum bahwa Allah itu tidak mungkin mengingkari janji-Nya.

Bila ada orang kaya nan jujur dan dermawan bersedia menjamin biaya kehidupan Anda selama satu tahun misalnya, saya yakin Anda pasti akan merasa senang sekali. Bagaikan kejatuhan durian runtuh. Anda akan menghadapi kehidupan setahun ke depan dengan penuh optimisme.

Mengapa giliran Allah yang menjamin rezeki kita, lantas ada di antara kita yang merasa pesimis dalam menghadapi hidup ini? Bukankah Allah jauh lebih kaya, jujur dan dermawan dibanding orang kaya di atas?

Penuhi syarat-Nya!

Namun tentunya perlu dibedakan antara optimis dengan nekat.

Allah akan menjamin rezeki kita, bila syarat yang digariskan-Nya kita penuhi. Yakni tekun beribadah kepada-Nya.

Menarik sekali untuk kita cermati firman Allah berikut ini,

[arabic-font]”وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56) مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ (57) إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ (58)”[/arabic-font]

Artinya: “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku. Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan yang sangat kokoh”. QS. Adz-Dzariyat (51): 56-58.

Allah menjelaskan bahwa tujuan utama diciptakannya jin dan manusia adalah agar beribadah kepada-Nya. Setelah itu Allah menegaskan bahwa Dialah Sang Pemberi rezeki.

Seakan Allah ingin menjelaskan agar kita menjalankan saja tugas utama tersebut, yakni sibukkan diri dengan beribadah. Niscaya timbal baliknya, pasti Allah akan menjamin rezeki kita.

Tapi bukan berarti kita tidak perlu bekerja mencari nafkah. Sebab menafkahi anak dan istri pun juga ibadah.

Hanya saja jangan sampai upaya kita dalam mencari rezeki justru malah melalaikan kita dari ibadah-ibadah pokok, seperti shalat dan yang semisalnya.[1] Dan jangan pula kita melanggar aturan Allah serta menghalalkan segala cara demi mendapatkan rezeki.

Rezeki Allah pasti kita dapatkan dengan cara-cara yang halal. Andaikan kita dapatkan dengan cara yang haram pun, tentu tidak akan mendatangkan keberkahan.

Semoga renungan singkat ini bermanfaat…

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, Jum’at, 23 Dzulqa’dah 1437 / 26 Agustus 2016

[1] Baca: Tafsîr al-Qurthubiy (XIV/165).

Leave a Comment