Bukan Pilah-Pilih Semaunya

Oleh: Abdullah Zaen, Lc., MA Amalan dalam ajaran Islam sangat bervariasi. Sebab potensi manusia berbeda-beda. Ada yang memiliki potensi harta, tenaga, ilmu, jabatan dan lain-lain. Semua mendapatkan peluang untuk meraih surga dengan cara memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Namun beragam amalan tadi tentu tidak semuanya satu level. Justru bertingkat-tingkat levelnya. Jika boleh diumpamakan, Islam ibarat sebuah … Read more

KETIKA NYALI DAN ILMU BERPADU

Mengingkari kemungkaran itu membutuhkan nyali dan keberanian. Sebab beresiko tinggi. Karena itulah hanya sedikit orang yang meniti jalan tersebut. Kebanyakan memilih berada di dalam zona nyaman.

Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda,

“مَا مِنْ نَبِىٍّ بَعَثَهُ اللَّهُ فِى أُمَّةٍ قَبْلِى إِلاَّ كَانَ لَهُ مِنْ أُمَّتِهِ حَوَارِيُّونَ وَأَصْحَابٌ يَأْخُذُونَ بِسُنَّتِهِ وَيَقْتَدُونَ بِأَمْرِهِ، ثُمَّ إِنَّهَا تَخْلُفُ مِنْ بَعْدِهِمْ خُلُوفٌ يَقُولُونَ مَا لاَ يَفْعَلُونَ وَيَفْعَلُونَ مَا لاَ يُؤْمَرُونَ، فَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِيَدِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِلِسَانِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِقَلْبِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلَيْسَ وَرَاءَ ذَلِكَ مِنَ الإِيمَانِ حَبَّةُ خَرْدَلٍ”

Read more

ANAK DAN PENDIDIKAN SEKSUAL Bag-5

Fiqih Pendidikan Anak

Pada pertemuan sebelumnya telah disampaikan beberapa arahan global untuk membantu orang tua melakukan edukasi yang benar kepada anak tentang masalah pendidikan seksual. Berikut kelanjutannya: Keenam: Jelaskan hakikat mahram Di antara pelajaran yang perlu disampaikan kepada anak adalah tentang hakikat mahram. Mahram adalah kerabat yang haram dinikahi selamanya. Contohnya adalah: Ayah kandung, kakek kandung dan seterusnya … Read more

Tipu tipu

“Pisau bermata dua” begitulah kira-kira ungkapan yang biasa dipakai untuk menggambarkan sesuatu yang bisa mendatangkan kebaikan maupun keburukan dalam satu waktu sekaligus. Nampaknya ungkapan tersebut, amat cocok untuk menggambarkan efek media massa, cetak maupun elektronik. Sebab bisa mendatangkan kebaikan sekaligus bisa pula menebarkan keburukan. Jika demikian realitanya, bagaimanakah seharusnya muslim bersikap? Apakah wajib mengucilkan diri … Read more

Islam Bukan Prasmanan

ISLAM BUKAN AGAMA PRASMANAN Oleh: Abdullah Zaen, Lc., MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja. Mana yang ia suka; ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian … Read more

Berlemah Lembutlah dalam Berdakwah!

BERLEMAH-LEMBUTLAH DALAM BERDAKWAH! Oleh: Abdullah Zaen, Lc, MA   KHUTBAH PERTAMA: إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ … Read more

Silsilah Fiqih Pendidikan Anak – No: 37 – ANAK DAN ADAB MAKAN

Dalam Islam makan dan minum itu sebagai sarana. Bukan tujuan. Makan dan minum untuk menjaga kesehatan badan. Karena dengan badan yang sehat, ia bisa beribadah kepada Allah ta’ala dengan maksimal. Itulah ibadah yang menyebabkannya memperoleh kemuliaan dan kebahagiaan di dunia serta akhirat. Supaya mendatangkan berkah, banyak adab makan dan minum yang diajarkan Islam. Di antaranya: … Read more

Silsilah Fiqih Pendidikan Anak No 32: Menanamkan Akhlak Mulia Pada Anak

Fiqih Pendidikan Anak

Apa yang ada dalam pikiran Anda? Ketika mendapati seorang anak yang lembut tutur katanya, sopan perilakunya, taat ibadahnya dan terdidik pemikirannya? Pasti Anda akan merasa senang untuk berjumpa dan melihatnya. Kita tentu bisa menerka bahwa anak tersebut terdidik dengan baik dan mendapat bimbingan akhlak yang memadai. Mengapa demikian? Sebab terbentuknya akhlak yang mulia pada diri … Read more

SERIUS BERISLAM

Membaca judul di atas, seakan bisa dipahami bahwa di sana ada orang yang tidak serius dalam berislam. Memang begitulah realita yang ada, ternyata tidak sedikit orang yang belum serius dalam berislam. Kekurangseriusan tersebut tercermin, antara lain, dalam bentuk tidak mendalami agama dengan benar, atau tidak mempraktekkannya secara totalitas. Padahal Allah ta’ala telah mengingatkan,

“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً”

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan”. QS. Al-Baqarah (2): 208.

Agar serius dalam berislam, maka kita perlu memahami dengan benar berbagai makna yang dikandung dalam kata ”Islam” itu sendiri. Yang di antaranya adalah:

Read more

Silsilah Fiqih Doa dan Dzikir No 50: KAPAN MENGUCAPKAN KALIMAT TAHMID, Bagian 2

Pada pertemuan lalu, kita sudah memulai pembahasan tentang beberapa kondisi yang mendapat penekanan khusus dari agama, agar seorang hamba mengucapkan kalimat tahmid pada saat itu. Berikut kelanjutannya:

2. Ketika shalat, terutama saat i’tidal (berdiri setelah ruku’ sebelum sujud).

Banyak redaksi hamdalah untuk momen ini, di antaranya:

a. Robbanâ wa lakal hamdu hamdan katsîron thoyyiban mubârokan fîhi.

Dalilnya: hadits yang dituturkan Rifa’ah bin Rafi’ az-Zuraqy radhiyallahu’anhu,

كُنَّا يَوْمًا نُصَلِّي وَرَاءَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرَّكْعَةِ قَالَ: “سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ”. قَالَ رَجُلٌ وَرَاءَهُ: “رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ”. فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ: “مَنْ الْمُتَكَلِّمُ؟”، قَالَ: “أَنَا”، قَالَ: “رَأَيْتُ بِضْعَةً وَثَلَاثِينَ مَلَكًا يَبْتَدِرُونَهَا أَيُّهُمْ يَكْتُبُهَا أَوَّلُ”.

“Suatu hari kami shalat di belakang Nabi shallallahu’alaihiwasallam. Saat mengangkat kepalanya setelah ruku’, beliau membaca, “Sami’allôhu liman hamidah (Allah mendengar siapa yang memuji-Nya)”.

Read more