Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 195 – Dzikir Dan Doa Sebelum Tidur Bagian-14

Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 195
Dzikir Dan Doa Sebelum Tidur Bagian-14

Pada beberapa pertemuan lalu, kita telah mengkaji berbagai bacaan yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebelum tidur. Berikut kelanjutannya:

BACAAN KEEMPATBELAS:

Membaca doa berikut ini sekali:
اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ، رَهْبَةً وَرَغْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ
“Allôhumma aslamtu nafsî ilaik, wa fawwadhtu amrî ilaik, wa alja’tu dzohrî ilaik, rohbatan wa roghbatan ilaik. La malja’a wa lâ manjâ minka illâ ilaik. Âmantu bikitâbikalladzî anzalta, wa binabiyyikalladzî arsalta”.

Dalil Landasan

Al-Baro’ bin ‘Azib radhiyallahu ’anhu menuturkan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda padanya, “Jika engkau akan tidur, berwudhulah seperti wudhumu sebelum shalat. Lalu berbaringlah miring ke kanan. Kemudian bacalah doa, “Ya Allah aku memasrahkan diriku pada-Mu. Aku menyerahkan urusanku kepada-Mu. Aku menyandarkan punggungku kepada penjagaan-Mu. Aku mengucapkan kalimat-kalimat tadi karena takut terjerumus hal-hal yang membuatmu murka, juga karena berharap curahan rahmat-Mu. Hanya Engkau yang bisa menyelamatkan kami dari hukuman-Mu. Aku mengimani Kitab yang Engkau turunkan dan Nabi yang Engkau utus”. Bila engkau wafat malam itu, maka engkau wafat di atas fitrah. Jadikan doa ini bacaan terakhir sebelum engkau tidur”. HR. Bukhari (no. 6311) dan Muslim (no. 2710).

Renungan Kandungan

Ini salah satu doa yang belum dikenal oleh banyak masyarakat. Padahal kandungannya sangat istimewa dan keutamannya luar biasa. Bahkan termaktub dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengawali sabdanya dengan arahan berwudhu sebelum tidur, agar kita tidur dalam keadaan suci. Inilah kondisi sempurna untuk berdoa. Lalu mengambil posisi tidur miring menghadap ke kanan, alias bagian tubuh sebelah kanan yang menempel alas tidur.

Adapun doa yang dianjurkan beliau untuk dibaca, maka sungguh memuat kandungan makna yang luar biasa. Doa ini dibuka dengan pernyataan kepasrahan hamba kepada Rabbnya. Yakni siap untuk bersikap ridha menerima takdir dan ketetapan Allah. Sebab di tangan-Nya lah kendali alam semesta.

Selanjutnya kita menyatakan penyerahan urusan kita kepada Allah, sebagai wujud ketawakalan total kepada-Nya. Karena hamba tidak memiliki daya dan kekuatan kecuali seizin Allah.

Lalu kita memohon perlindungan dan penjagaan dari Allah. Sebab hanya penjagaan dari-Nya lah yang bakal bermanfaat. Ini menunjukkan kefakiran dan kebutuhan hamba kepada Tuhannya, di semua waktu dan tempat, serta dalam segala kondisi.

Berikutnya kita mengemukakan suasana hati saat mengucapkan doa-doa di atas. Yakni menggabungkan antara rasa takut dengan rasa harap. Takut terjerumus hal-hal yang dimurkai Allah. Serta berharap mendapat curahan rahmat dan kasih sayang Allah.

Kemudian kita menyatakan bahwa hanya Allah sajalah yang bisa menyelamatkan kita dari siksa-Nya. Tidak ada yang lain. Caranya adalah dengan bertaubat, kembali dan bergantung kepada-Nya.

Terakhir doa ini ditutup dengan pernyataan keimanan terhadap Kitabullah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kita meyakini bahwa al-Qur’an adalah perkataan Allah, sehingga semua isinya pasti benar, mencerahkan dan membawa kebaikan. Selain itu kita juga meyakini bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia terbaik di jagat raya ini. Sehingga beliau diutus Allah untuk menjadi penutup para nabi, sebagai rahmat untuk alam semesta. Maka semua ajaran yang dibawanya pasti benar, serta bisa dipraktekkan di segala zaman dan tempat.

✍️ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 5 Rabi’uts Tsani 1444 / 31 Oktober 2022